Download Sejarah XI Kurikulum 2013 Kolonialisme Dan Imperialisme Di Indonesia
Perkembangan praktik kolonialisme dan imperialisme sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman ketika itu. Berbagai ideologi dan paham muncul pada abad ke-18, yang ditandai dengan Revolusi Prancis (1789), Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris, serta pada abad ke-20 Revolusi Bolshlevick di Rusia. Munculnya paham-paham baru mendorong pihak kolonialis dan imperialis dalam membuat kebijakan terhadap negeri yang dijadikan koloninya. Paham-paham tersebut dapat berwujud merkantilisme, liberalisme, rasionalisme, serta kapitalisme. Istilah Merkantilisme diambil dari kata ”Mercari” yang artinya berjual beli. Merkantilisme adalah sebuah sistem ekonomi di mana negara memiliki wewenang yang besar, atau disebut juga sebagai sistem ekonomi proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar negeri.
Download Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 pdf Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 – Jangan sekali-kali melupakan sejarah, lantaran yang lalai terhadap sejarahnya pada hakikatnya seseorang itu tidak pernah dewasa.
Ideologi ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat. Tujuan dari merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara. Negara atau pemerintah memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya untuk membiayai negara; negara atau pemerintah merupakan satu-satunya penguasa ekonomi. Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya Negara adalah dengan penumpukan kekayaan yang berupa logam mulia yaitu emas dan perak.
Negara yang banyak memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar merupakan negeri yang kaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatannya sehingga dapat memperkuat armada perangnya. Colt black powder revolver serial numbers. Demikian pula negara yang kaya, akan mengalami kemajuan dalam perdagangan dan usaha produksi lainnya. Hasil produksi ekspor ditingkatkan, sebaliknya barang impor dibatasi dan dikenakan biaya yang tinggi. Daerah jajahan dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk, atau daerah jajahan juga dijadikan sebagai daerah pemasaran setelah bahan mentahnya diambil.
Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas dan di Amerika mereka melarang penduduk koloni mengimpor barang-barang kecuali dari Inggris. Di Inggris,politik merkantilisme diberlakukan pada masa Raja Henry VIII dan di Prancis pada masa Perdana Menteri Colbert. Proses interaksi kekuasaan antara negara-negara tradisional (kerajaan) milik pribumi dan kekuasaan Belanda pada abad ke-19 menunjukkan dua perkembangan yang sangat berbeda. Di satu pihak, tampak makin meluasnya kekuasaan colonial dan imperialiasme Belanda.
Di lain pihak terlihat makin merosotnya kekuasaan tradisional milik pribumi. Meluasnya kolonialisme dan imperialisme Belanda di Indonesia membawa akibat terhadap perubahan dalam berbagai segi kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam bidang politik, pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian takhta, pengangkatan pejabat-pejabat keraton, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintahan kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksaan pemerintahan istana makin menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan makin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi.
Penghasilan yang berupa lungguh, upeti atau hasil bumi makin berkurang, bahkan hilang sebab kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.